Desa Labuapi merupakan salah satu dari 12 (dua belas) desa di Kecamatan Labuapi, sekaligus menjadi desa ibukota kecamatan dengan luas wilayah ± 220 Ha. Desa ini terdiri dari 3 (tiga) dusun dan berbatasan langsung dengan Kota Mataram.
Nama “Labuapi” berasal dari legenda rakyat “Labuh Api” (bahasa Bali) yang berarti "api jatuh". Menurut cerita, pada masa pemerintahan Raja Anak Agung dari Kerajaan Klungkung Karangasem Bali, para prajurit dikirim untuk memperluas wilayah kekuasaan ke Pulau Lombok. Dalam perjalanan mereka bermalam di semak belukar dan menyalakan obor dari bambu. Salah satu obor jatuh dan menyebabkan kebakaran hebat. Para prajurit yang terluka akhirnya menetap di lokasi tersebut, dan tempat itu dinamakan “Labuh Api”.
Seiring waktu, masyarakat suku Sasak ikut mendiami wilayah ini, dan pelafalan “Labuh Api” berubah menjadi “Labuapi” sesuai dialek lokal. Awalnya, Labuapi adalah dusun yang berada di bawah Desa Telagawaru. Namun, pada tahun 2001, Dusun Labuapi mekar menjadi Desa Labuapi yang terdiri dari:
Nama | Periode Menjabat | Asal/Dusun |
---|---|---|
Muhammad Rifa’i | Kepala Desa Persiapan 2001–2003 | Dusun Labuapi Timur |
Muhammad Rifa’i | 2003–2008 | Dusun Labuapi Timur |
Fathurrahma, S.S | 2008–2014 | Dusun Labuapi |
Hairi (PLT) | 2014–2015 | Desa Bajur |
Muhammad Rifa’i | 2015–2021 | Dusun Labuapi Timur |
Jumeneng (Penjabat) | 2021 | Kelurahan Selagalas |
Amanah | 2021–2027 | Dusun Labuapi Utara |